1. Motivasi
Kata motivasi berasal dari akar kata “motive” atau “motiwum” yang berarti `a moving cause` yang berhubungan dengan `inner drive, impulse, intension`. Kata “motive” atau “motif” ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan (Tomatala, Yakob dalam http://anies-elka.blogspot.com/2009/03/:2009). Menurut Gunarsa (dalam http://suhadianto.blogspot.com/16/02/2009) terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Mc. Donald (dalam Djamarah,Bahri,S, 2002:114) menyatakan motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivation is primarily concerned with how actions are activated and selected. Cognitive theory suppose that most external or internal instigators to action are mediated through the person’s cognitive system. common motivators include strong environmental stimulation (Gordon H Bower & Ernest R Hilgard:467).
Menurut Wittaker (dalam http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/:2009) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Learning is shown when some actions became more frequent than before (Harcourt, Brace & worl,1963:71) artinya belajar muncul saat beberapa tindakan menjadi lebih sering dibandingkan sebelumnya.
Motivation and learning are intimately related, no matter what position one takes with respect to the role of drive in habit acquisition an in the performance of learned act (Gordon H Bower & Ernest R Hilgard:479).
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa atau individu untuk belajar (http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/:2009).
Winkel (Yamin Martinis, 2007:223) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas. Kendaraaan dengan tenaga mesin yang kuat akan mampu mengatasi rintangan yang ditemukan di jalan, tetapi belum memberi kepastian kendaraan akan sampai pada tujuan yang dikehendaki. Keputusan sangat tergantung dengan sopir. Dalam motivasi belajar, siswa sendiri berperanan baik sebagai mesin yang kuat atau lemah, maupun sang sopir yang menentukan tujuan.
Fungsi Motivasi menutut Oemar Hamalik (dalam Martinis Yamin, 2007;224) motivasi mempunyai fungsi:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul seuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Sulhan Najib (2006:7) pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan suatu sistem atau proses pembelajaran akan terjadi interaksi pembelajaran antara subjek didik/pembelajar dan pendidik.
Interaksi pembelajaran merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, mahasiswa dengan guru, dosen dalam memahami, mendiskusi, tanya jawab, mendemonstrasi, mempraktikkan materi pelajaran di dalam kelas Yamin Martinis (2007:161).
Yamin Martinis (2007:162) menyatakan komunikasi antara siswa dengan guru adalah penyampaian pesan (materi) pelajaran, perkuliahan. Di dalamnya terjadi, dan terlaksana hubungan timbal balik (komunikatif). Guru menyampaikan pesan (message), siswa bertanya, dan demikian sebaliknya. Harold Lasswell (dalam Yamin Martinis, 2007: 164) menyatakan bahwa cara yang baik untuk berkomunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Artinya: Siapapun yang mengatakan apa yang saluran kepada siapa dengan efek apa?
Proses pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga, dan alat-alat evaluasi Sulhan Najib (2006:7)
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyaknya informasi yang disampaikan orang dalam bahasa matematika seperti, tabel, grafik, diagram, persamaan dan lain – lain.untuk memahami dan menguasai informasi dan teknologi yang berkembang pesat, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (http://antocoba.cybermq.com:2009/07/11)
Pendekatan dan strategi pembelajaran matematika hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. (http://antocoba.cybermq.com:2009/07/11)
B. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah suatu cara penyampaian pembelajaran dengan penekanan pada peran dan pengembangan, pemahaman yang mendalam untuk bab-bab tertentu yang menyangkut tema kehidupan tertentu pula (Widjadja, 1989:33). Dalam proses pembelajaran lebih menekankan mengenai aspek-aspek kehidupan tertentu yang benar-benar menarik perhatian siswa. Selain itu, pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, seperti (1) bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi siswa, dan (2) Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan ketrampilan siswa tidak harus dengan cara drill, tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep yang sudah dipahami. Oleh karena itu, bentuk pembelajaran lebih dikenal dengan pembelajaran terpadu. Sulhan Najib (2006:55) menyatakan bahwa pembelajaran tematik ini memungkinkan terintegrasinya antarkonsep, antarpokok bahasan dalam satu mata pelajaran atau bahkan antarpokok bahasan/tema pada mata pelajaran yang lain. Dalam model ini, guru harus mampu membangun bagian keterpaduan melalui tema. Menurut Loughan (2003:112) pengajaran tematik termasuk sebagai proses mempersatukan dan menghubungkan berbagai elemen dari kurikulum yang sedang dalam pengeksplorasian dari berbagai topik atau pokok pembahasan dan mampu memberikan contoh penggunaan kurikulum tersebut.
Ada beberapa karakteristik dalam model pembelajaran tematik (Sulhan Najib,2006:56), antara lain:
a. Pembelajaran yang berpusat pada siswa.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
c. Tidak ada pemisahan antar mata pelajaran yang jelas.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
e. Bersifat luwes mengembangkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.
Menurut Sulhan Najib (2006:57) ada beberapa langkah untuk menyusun program model pembelajaran tematik, antara lain:
1. Membuat pemetaan kompetensi dasar pada tema-tema
2. Menentukan tema sentral
3. Mempetakan pokok bahasan berdasarkan kurikulum yang berlaku
4. Mengalokasikan waktu dalam pembelajaran
5. Membuat bagan/skema keterpaduan melalui tema sentral
6. Merumuskan tujuan pembelajaran
7. Membuat skenario pembelajaran
8. Menentukan alat dan media pembelajaran
Merencanakan evaluasi
- A. Pengaruh Pembelajaran Tematik terhadap Motivasi Belajar Siswa
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran tematik dibandingkan dengan model konvensional Sulhan Najib (2006:56), antara lain:
- Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangan anak.
- Kegiatan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan anak.
- Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar anak akan dapat bertahan lebih lama.
- Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak.
- Pembelajaran tematik menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis, sesuai dengan permasalah yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
- Pembelajaran tematik dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa ke arah belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna.
- Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan sifat sosial anak, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan sikap respek terhadap gagasan orang lain.
- B. Kerangka Pikir
Pembelajaran tematik mengarah pada keterpaduan materi pengajaran, keterpaduan prosedur penyampaian, dan keterpaduan pengalaman belajar siswa.
Melalui pembelajaran tematik diharapkan siswa mampu menumbuhkan motivasi belajar terhadap mata pelajaran matematika, kearah belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna.
- C. Hipotesis Tindakan
- D. Definisi Operasional Variable
- Definisi Motivasi
- Pembelajaran Tematik
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !