BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, perubahan terjadi secara cepat dan berpengaruh
pada semua sektor kehidupan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
berhadapan langsung dengan masyarakat, mendapat amanat sekaligus
tantangan agar dapat menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
yaitu manusia yang berpengetahuan, terampil dan berakhlak mulia.
Pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia.
Berbagai kebijakan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan dibidang
pendidikan seperti Manajemen Berbasis Sekolah, Pendidikan Berbasis Luas,
pengintegrasian life skill dalam mata pelajaran, penerapan pendidikan
berbasis kompetensi yang dikenal sekarang dengan sebutan kurikulum 2004,
menuntut suatu mekanisme pendidikan dan pengajaran yang lebih efektif
dan efisien, sekarang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kegiatan
pembelajarannya dirancang mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif,
yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun
makna atau pemahaman. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran, guru
perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau
haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar tetap berada pada
diri siswa, dan guru hanya bertanggung jawab untuk menciptakan situasi
yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk
belajar secara berkelanjutan atau sepanjang hayat.
Motivasi mempunyai peran penting dalam belajar. Menurut Oemar Hamalik
(dalam Yamin Martinis, 2007;224) motivasi mempunyai fungsi:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul seuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.
d. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah
keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar
untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar
karena termotivasi mencari prestasi, sehingga tanpa motivasi belajar
seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu
saja tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.
Fakta yang terjadi di kelas III SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa
Yogyakarta, siswa-siswi kurang termotivasi dalam proses pembelajaran
matematika. Ini terlihat ketika mereka menghadapi soal matematika.
Mereka menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya untuk
menyelesaikan soal cerita, siswa sudah mengeluh sewaktu membaca soal itu
dan pada akhirnya mereka mengerjakan soal dengan asal-asalan. Hal ini
menunjukkan siswa tidak mempunyai motivasi untuk berusaha memecahkan
soal tersebut. Salah satu penyebabnya adalah model pembelajaran di kelas
III masih menggunakan pembelajaran konvensional, dimana model
pembelajaran ini siswa tidak diajak untuk aktif dalam proses belajar.
Sehingga, terkesan membosankan, monoton, dan motivasi siswa sulit untuk
berkembang.
Permasalahan itu menjadi keprihatinan bagi peneliti, bagaimana untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Sebagai tenaga pendidik hal itu
harus segera diselesaikan karena sangat mempengaruhi hasil belajar siswa
dan dapat menghambat perkembangan pola pikir anak. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut bisa ditempuh dengan beberapa cara, salah satunya
dengan metode pembelajaran tematik.
Model pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk berperan aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep suatu ilmu. Pembelajaran ini dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa ke arah belajar yang optimal dan tepat guna karena karakteristik
dari pembelajaran ini yang berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung pada siswa, serta bersifat luwes. Melalui metode pembelajaran
tematik siswa diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga
hasil belajarnya menjadi baik seperti yang diharapkan oleh pendidik dan
kurikulum yang sedang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan pembelajaran
tematik dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran
matematika di kelas III SD Taman Muda IP Tamansiswa Yogyakarta?” dan
“Bagaimanakah pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi terhadap
pembelajaran matematika?”
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran tematik dalam
meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas
III Sekolah Dasar Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, antara lain:
a. Bagi guru agar dapat lebih memahami dan menguasai tentang
pembelajaran tematik sehingga dapat dengan mudah mengubah pola
pembelajaran lama dengan pola pembelajaran pendekatan tematik.
b. Bagi siswa untuk meningkatkan motivasi terhadap pembelajaran
matematika terutama di kelas III SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa
menjadi lebih baik.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !